Wednesday, September 4, 2013

PKN Kelas VI (Nilai Juang Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara )

Nilai Juang Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
--------------------------------------------------------------------------
A.      Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Landasan dasar atau pondasi tersebut dikenal sebagai dasar negara.
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila. Dasar-dasar negara tersebut dirumuskan dari jiwa (rakyat) bangsa atau negara masing-masing.

Proses perumusan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia

1.       Terbentuknya BPUPKI
Waktu itu wilayah Indonesia berada di bawah pendudukan tentara  Dai Nippon atau Jepang. Tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang Koiso mengumumkan ke seluruh dunia tentang pemberian kemerdekaan kepada rakyat Indonesia dalam waktu dekat.
Bersamaan dengan itu, keberadaan tentara Jepang terus mendesak oleh tentara Sekutu. Tentara Sekutu sudah menyerang beberapa wilayah pendudukan Jepang seperti Papua Nugini, kepulauan Marshal, Salamon, Ambon, Menado, Makasar, juga Surabaya. Karena itu, maka tanggal 1 Maret 1945 Saiko Syikikan Kumakici Herada (Panglima tertinggi bala tentara Dai Nippon di Indonesia) mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau lebih dikenal dengan sebutan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Anggota BPUPKI terdiri atas 67 orang, termasuk 7 orang Jepang dan 4 orang Cina dan Arab. Bertindak sebagai ketua K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dibantu dua ketua muda. Masing-masing ketua muda tersebut adalah Ketua Muda I (orang Jepang) dan Ketua Muda II R. Pandji Suroso.

1.       Sidang BPUPKI dan Usulan-usulan Rumusan Pancasila


tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam menyongsong kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri.
Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945.
Sidang pertama BPUPKI diadakan 28 Mei - 1 Juni 1945. Tanggal 28 Mei siding dibuka dengan sambutan dari wakil tentara Dai Nippon. Dalam sambutannya wakil Dai Nippon tersebut memberi nasihat agar BPUPKI mengadakan penyelidikan secara cermat terhadap dasar-dasar yang akan digunakan sebagai landasan Negara Indonesia Merdeka.
Tanggal 29 Mei 1945 dimulai sidang perumusan dasar-dasar Indonesia merdeka oleh anggota-anggota BPUPKI. Para anggota BPUPKI melalui pidato-pidatonya tampil. Mereka mengemukakan berbagai usulan mengenai dasar negara Indonesia

Sukarno Sebagai Penemu Pertama Istilah Pancasila

Sidang BPUPKI sudah berjalan dua hari. Masing-masing anggota siding sudah tampil dengan pidato-pidatonya mengajukan usulan tentang dasar-dasar negara Indonesia yang akan didirikan. Namun demikian seluruh anggota siding merasa belum menemukan hal-hal yang pantas disepakati untuk dijadikan sebagai dasar negara.
Setelah tampilnya Muh. Yamin, Supomo, dan Sukarno barulah ketua BPUPKI menghentikan sidang. Penghentian sidang tersebut dilanjutkan dengan pembentukan Panitia Kecil yang bertugas untuk merumuskan dasar negara. Antara Supomo, Muh. Yamin, dan Sukarno, sama-sama mengusulkan lima dasar negara.
Namun demikian, yang diusulkan oleh masing-masing berbeda satu dengan yang lain. Dasar negara yang diusulkan oleh Supomo bisa digaris bawahi sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Sementara itu dasar negara yang diusulkan Muh. Yamin adalah sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Khusus tentang Sukarno, ia mengajukan lima dasar negara sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme
2. Peri Kemanusiaan (Internasionalisme)
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Lima dasar tersebut Sukarno kemudian menyebutnya sebagai Pancasila. Panca berarti lima, sedangkan sila berarti asas atau dasar.


1.       Proses Perumusan Pancasila Setelah Pidato Sukarno
Setelah Sukarno berpidato mengajukan usul tentang dasar-dasar negara tanggal 1 Juni 1945, sidang BPUPKI pertama berakhir. Hari itu juga ketua BPUPKI menunjuk dan membentuk Panitia Kecil (panitia Sembilan). Tugas Panitia Kecil itu adalah merumuskan kembali pidato Sukarno yang diberi nama Pancasila sebagai dasar negara itu.
        a.       Perbedaan Pandangan Antara Golongan Islam dan Paham Kebangsaan
Dalam keanggotaan Panitia Kecil, ada dua golongan penting yang berbeda pandangan dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara. Satu golongan menghendaki agar Islam menjadi dasar negara. Sementara itu golongan yang lain menghendaki paham kebangsaan sebagai inti dasar negara.
Akibat perbedaan pandangan ini, maka sidang Panitia Kecil bersama anggota BPUPKI yang seluruhnya berjumlah 38 orang menjadi macet. Karena sidang macet, Panitia Kecil ini kemudian menunjuk sembilan orang perumus yang selanjutnya dikenal dengan Panitia Sembilan.
Anggota Panitia Sembilan itu adalah 1) Ki Bagus Hadikusuma, 2) Kyai Haji Wakhid Hasyim, 3) Muhammad Yamin, 4) Ahmad Subarjo, Mr. AA. Maramis, 5) Abdul Kahar Muzakir, 6) Abikusno Cokrosuyoso, 7) Moh. Hatta, 8) H. Agus Salim, dan 9) Sukarno sebagai ketua.


b. Lahirnya Piagam Jakarta
    Dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945, Sukarno melaporkan bahwa sidang Panitia               Sembilan (tanggal 22 Juni 1945) telah berhasil merumuskan Pancasila yang merupakan persetujuan antara     pihak Islam dan pihak kebangsaan. Rumusan Pancasila dari Panitia Sembilan itu dikenal sebagai Piagam       Jakarta (Djakarta Charter).
Bagaimana rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta itu? Bunyinya adalah sebagai berikut :
1)      Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi para pemeluk-pemeluknya.
2)      Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3)      Persatuan Indonesia
4)      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5)      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tentang Piagam Jakarta ini Sukarno sebagai ketua Panitia Sembilan mengatakan, bahwa “Ketuhanan dengan menjalankan syari’at Islam bagi para pemeluk-pemeluknya” merupakan jalan tengah yang diambil akibat perbedaan pendapat antara golongan Islam dan kebangsaan.
Sebenarnya banyak muncul keberatan terhadap Piagam Jakarta ini. Sebagai contoh, keberatan yang disampaikan oleh Latuharhary yang didukung oleh Wongsonegoro dan Husein Joyodiningrat dalam sidang panitia perancang UUD tanggal 11 Juli 1945. Keberatan yang sama juga diajukan oleh Ki Bagus Hadikusumo dalam sidang ketua BPUPKI tanggal 14 Juli 1945.

1.       Pengesahan Rumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Tanggal 18 Agustus ini merupakan perjalanan sejarah paling menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-Undang Dasar untuk Negara Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi bagian dari  preambul (pembukaan) Undang-Undang Dasar negara tersebut. Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting.

Peristiwa penting yang dimaksud adalah seperti ini. Sore hari setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima Nisyijima (pembantu Laksamana Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia merdeka.
Pesan tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan dengan rumusan sila pertama (Piagam Jakarta) : .”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Bagaimana dengan sikap Moh. Hatta saat itu? Ketika itu Hatta menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan mengakibatkan pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Jika hal itu terjadi tidak menutup kemungkinan daerah (Indonesia) luar Jawa akan kembali dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Oleh karena itu, Hatta mengatakan kepada opsir pembawa pesan tersebut, bahwa pesan penting itu akan disampaikan dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) esok hari (tanggal 18 Agustus 1945).
Keesokan harinya, sebelum sidang BPUPKI dimulai, Hatta mengajak Ki Bagus Hadikusumo, Wakhid Hasyim, Kasman Singodimejo, dan Teuku Hasan untuk rapat pendahuluan. Mereka membicarakan pesan penting tentang keberatan terhadap rumusan Pancasila Piagam Jakarta. Hasilnya, mereka sepakat agar Indonesia tidak pecah, maka sila pertama (dalam rumusan Piagam Jakarta) diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.




Monday, September 2, 2013

IPA KELAS 6 (CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA)


HUBUNGAN
ANTARA CIRI-CIRI
MAKHLUK HIDUP DAN
LINGKUNGAN HIDUPNYA

   A.      Ciri Khusus Beberapa Jenis Hewan
                   
1.       Alat Pendeteksi Benda pada Kelelawar
Kelelawar dapat memancarkan bunyi yang berfrekuensi tinggi melalui mulut atau hidungnya. Bunyi tersebut dipantulkan ke benda-benda, misalnya cabang-cabang pohon atau serangga. Selanjutnya kelelawar akan mendengar gemanya. Dari gema tersebut kelelawar dapat mengetahui letak dan jauh dekatnya makanan atau rintangan-rintangan yang menghalangi terbangnya. 



 2.       Kaki Lengket pada Cecak
Mengapa cecak dapat berjalan di dinding ataupun di langit-langit rumah? Kaki cecak tertutup kulit tipis yang memiliki bulu-bulu halus yang banyak. Dengan kaki seperti itu, cecak dapat melekat pada dinding atau langit-langit rumah.
Cecak juga mampu memutuskan ekornya untuk mengelabui musuhnya. Ekornya akan tumbuh kembali menjadi lebih lebar dan pendek. Kemampuan cecak seperti ini dinamakan autotomi .
3.       Punuk pada Punggung Unta yang Mengesankan
Unta dapat hidup di gurun karena unta memiliki bulu mata yang panjang berguna untuk menghalangi cahaya matahari dan untuk menghalangi pasir agar tidak masuk ke mata. Selain itu, unta mampu menutup lubang hidungnya untuk menghindari pasir yang tertiup angin.
Kakinya pun panjang supaya badannya jauh dari permukaan tanah yang panas. Pada punggungnya terdapat bagian menggembung berisi lemak yang disebut punuk. Lemak merupakan cadangan makanan sehingga unta dapat bertahan hidup beberapa hari tanpa makan dan minum
4.       Selaput Renang pada Bebek
Bebek yang sedang berenang tampak meluncur di air dengan cepat. Hal itu disebabkan oleh adanya selaput renang pada kaki bebek. Fungsi selaput renang ini adalah untuk pergerakan di air. Selain memiliki selaput  bentuk paruh bebek. Paruh bebek bentuknya pipih dan lebar. Pada paruh bebek juga terdapat lempeng saringan yang berfungsi untuk menyaring makanan dari air dan lumpur Coba kamu perhatikan
renang, bebek juga memiliki paruh yang bentuknya khusus untuk mencari makan di dalam air dan lumpur.
  5.       Daun Telinga Besar pada Gajah
Gajah mempunyai belalai untuk mencari makan. Gajah mempunyai daun telinga yang besar, serta kulit yang tebal dan berkerut. Daun telinga yang besar sering dikibas-kibaskan untuk mengusir hewan kecil yang
mengganggunya. Kulitnya yang berkerut berguna untuk memperluas permukaan tubuh, sehingga mudah menghilangkan panas tubuh. Bulu yang tumbuh pada tubuhnya pendek dan tipis, jadi gajah tidak kepanasan.

     B.      Ciri-Ciri Khusus Beberapa Tumbuhan
           
1.       Rongga Udara pada Batang dan Akar Teratai
Daun teratai lebar dan tipis, sehingga mempermudah penguapan air dari tanaman tersebut dan penye-rapan cahaya matahari.
Batang dan akar teratai memiliki rongga-rongga udara. Rongga-rongga ini berfungsi membawa oksigen ke
batang dan akar sehingga teratai dapat bernapas walaupun batang dan daun akar terendam dalam air.

        
       Seperti teratai, eceng gondok pun hidup terapung di kolam atau danau. Bagaimana bentuk daun, batang, dan akarnya? Mengapa eceng gondok tumbuh terapung di air







    2.       Batang Penyimpan Air pada Kaktus
          Kaktus hidup di gurun. Kaktus harus mengumpulkan dan menyimpan air sebanyak mungkin pada saat hujan tiba. Kaktus menyimpan air dalam batangnya yang berdaging. Daunnya berbentuk duri atau seperti jarum sehingga permukaannya kecil. Dengan permukaan daun yang kecil kaktus dapat mengurangi penguapan air sehingga tanaman tetap tumbuh.







   3.       Nektar Pemikat Serangga pada Kantung Semar
           Apakah kamu pernah melihat tumbuhan yang disebut kantung semar? Tumbuhan ini merupakan tumbuhan khas yang ada di daerah rawa-rawa. Daerah ini memiliki kandungan nitrogen yang sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan tumbuhan yang hidup di sana. Untuk memenuhi kebutuhannya kantung semar sangat bergantung pada serangga sebagai makanannya karena serangga mengandung banyak nitrogen.
           Tumbuhan kantung semar memiliki daun yang berbentuk seperti piala. Dinding daun ini akan mengeluarkan  nektar   untuk memikat serangga. Serangga yang terpikat oleh nektar akan hinggap pada dinding daun yang licin sehingga tergelincir dan terjatuh ke dalam cairan yang ada di dasar daun. Cairan ini akan menguraikan dan melarutkan serangga yang kemudian akan diserap oleh tubuh kantung semar.
   4.       Bau Bangkai pada Bunga Rafflesia
    Tumbuhan ini bernama  Rafflesia arnoldi yang merupakan tanaman langka. Bunganya berbau bangkai. Bau bunga ini untuk menarik perhatian lalat. Lalat diperlukan oleh bunga  Rafflesia     untuk membantu terjadinya penyerbukan.